Saat mata mereka bertemu, kesan Muyoung lebih tepat digambarkan sebagai ‘tertusuk oleh tatapannya’ daripada ‘cinta pada pandangan pertama.’
“Aku kenal wanita itu. Tapi dia mungkin tidak mengenalku.”
“Kondom rasa Mr. Banana?”
Mendengar pertanyaan Jae-in, ujung alis Muyoung terangkat sedikit.
“Jika saya salah, saya minta maaf.”
“Tunggu.”
Jae-in, melirik tangan maskulin yang menggenggam pergelangan tangannya, menatap tajam ke arah Muyoung.
Aroma menyegarkan yang terpancar dari lelaki itu menembus hidung Jae-in, sebanding dengan jarak mereka yang semakin dekat. Aroma itu tidak cocok untuk dicium di ruang bawah tanah yang pengap. Setelah beberapa saat, ia berbicara dengan nada geli.
“Apakah kamu tidak suka stroberi?”
•───────•°•❀•°•───────•
“Menurutku, langsung melakukannya secara membabi buta—bercinta, menusuk, mengeluarkan sperma, lalu pergi begitu saja setelah bertemu untuk pertama kalinya—adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh bajingan.”
Merasakan sensasi terjerat erat dalam mata jernih yang menatapnya, Muyoung menjilat bibirnya yang kering.
“Berkat seseorang, sepertinya aku harus menjadi bajingan.”